Activity

  • Arif Wicaksono Nugroho posted an update 8 years, 7 months ago

    Menumbuhkan kembali semangat pada masa awal kemerdekaan Indonesia pada generasi penerus bangsa
    Proklamasi kemerdekaan adalah suatu peristiwa paling bersejarah bagi bangsa Indonesia. Tidak hanya sebagai penanda bahwa bangsa Indonesia sudah terlepas dari penjajahan. Akan tetapi sebagai awal kebanitan da usaha bangsa Indoesia untuk menjadi bangsa yang berdaulat, sejahtera, dan adil. Serta menjadi tolok ukur perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah. Sesuai dengan apa yang telah dituangkan dalam pembukaan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
    Seperti yang kita ketahui dalam literatur – literatur tentang sejarah penjajahan oleh bangsa asing terhadap nusantara, dan juga perjuangan para pahlawan bangsa yang didukung oleh seluruh rakyat. Demi mencapai kemerdekaan Indonesia yang mutlak. Itu semua tidaklah semudah membalik telapak tangan. Diperlukan usaha yang tidak sedikit memakan korban, baik harta, tenaga, waktu, atau bahkan nyawa sekalipun.
    Didalam sejarah telah banyak disebutkan tentang semangat dan persatuan bangsa Indonesia dalam melawan dan mengusir penjajah serta memperjuangkan kemerdekaan. Suasana persatuan yang sangat kentara terasa menggebu – gebu di seantero setiap jengkal wilayah Indonesia. Perjuangan yang sangat hebat, pengorbanan yang begitu besar oleh para leluhur bangsa kita demi kesejahteraan anak cucu mereka. Disertai perselisihan didalam negeri untuk mengambil sebuah keputusan besar bagi bangsa Indonesia. Seperti peristiwa Rengasdengklok yang mana terjadi perselisihan hebat antara golongan muda dan golongan tua dalam menentukan kapan akan dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia.
    Sebagai pengingat, pada saat itu terjadi perselisihan hebat antara golongan tua dan golongan muda tentang penentuan waktu pelaksanaan proklamasi kemerdekaan bangsa indonesia. Golongan muda mendesak agar secepatnya proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan. Berbeda dengan golongan tua yang menyarankan agar menunggu kabar dari pihak Jepang. Lalu dibawalah Bung karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok oleh golongan muda agar tidak terpengaruh oleh Jepang. Bisa kita bayangkan betapa mencekam dan tegangnya suasana pada saat itu
    Akan tetapi, generasi sekarang seperti acuh tak acuh dengan peristiwa tersebut. Mereka menganggap itu seperti angin lalu, sebagai masa lalu kelam yang tidak usah diungkit – ungkit kembali. Ini menyebabkan sedikit demi sedikit rasa nasionalisme pada generasi penerus bangsa memudar. Dapat kita lihat perseteruan, kriminalitas terjadi disetiap sudut di wilayah Indonesia. Tawuran dan perpecahan lainnya sudah mulai menjadi momok yang biasa. Kemerosotan moral dan pergaulan menyimpang yang tidak lagi dianggap tabu. Hal ini tentu membahayakan masa depan bangsa Indonesia.
    Untuk itu, marilah kita tanamkan rasa cinta terhadap tanah air sejak dini. Sudah seharusnya orang tua sebagai agen sosialisasi primer menjadi tokoh utama yang membentuk karakter para generasi penerus bangsa kita sejak awal, sedini mungkin. Dengan sering memperlihatkan, memperdengarkan, dan memberi contoh sikap – sikap yang berkarakter sedari kecil. Mereka akan terbiasa dengan hal – hal semacam itu. Metode ini harus disosialisasikan kepada seluruh orng tua dan masyarakat luas agar diterapkan dalam pendidikan usia dini terhadap anak – anak mereka. Karena, sebab nila setitik, rusak susu sebelanga. Jika ada yang gagal, atau bahkan tidak melakukan pendidikan semacam ini, dapat dipastikan akan menjadi duri dalam daging bagi bangsa Indonesia kelak. Memberi pengaruh buruk itu lebih mudah daripada mengajarkan dan encontohkan suatu kebaikan. Ketika ada 1 orang saja yang bersifat buruk dan dia berhasil mempengaruhi 1 temannya untuk melakukan hal yang sama. Maka dapat dipastikan pengaruh itu akan menyebar dengan sangat cepat seperti deret geometri dalam matematika.
    Oleh karena itu mari kita bersama berusaha menebarkan benih – benih kebaikan dalam jiwa orang – orang disekitar kita. Walaupun itu seperti deret ukur, akan tetapi jika kita bersungguh – sungguh. Niscaya akan menjadi kebaikan yang menyeluruh dan mendarah daging disetiap hati warga negara Indonesia.