Activity

  • Arif Wicaksono Nugroho posted an update 8 years, 6 months ago

    Karakter pemimpin bangsa Indonesia dalam menetukan suatu keputusan bagi kemashlahatan hajat seluruh warga negara Indonesia

    PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia adalah suatu kelompok panitia yang bertujuan untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Pada sidang pertamanya yang dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 1945. Panitia yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan beranggotakan 21 orang termasuk Drs. Moh Hatta dan mantan ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat ini membuat berbagai keputusan yang amat penting dan berpengaruh besar bagi kelanjutan bangsa Indonesia. Pengambilan keputusan ini didasari rasa kepedulian dan cinta terhadap tanah air. Tanpa ada tujuan atau kepentingan – kepentingan pribadi segelintir orang didalamnya.
    Sungguh sangat khitmad suasana pada masa itu. Dilandasi dengan kepentingan bangsa Indonesia secara keseluruhan dan kejujuran para pengambil keputusan. Hal yang sudah mulai jarang ditemui dalam kehidupan era modern ini.
    Bisa kita lihat dan tentu tidak akan heran lagi jika setiap pagi kita disuguhi dengan wajah – wajah baru para pejabat atau mantan petinggi negara kita menggunakan rompi berwarna oranye dan memasuki hotel – hotel prodeo untuk sekedar singgah beberapa bulan atau menetap selama beberapa tahun karena mengambil diam – diam receh demi receh yang dikumpulkan oleh rakyat kecil demi kesejahteraan mereka semata.
    Potert miris para pemimpin bangsa ini sudah menjadi sarapan sehari – hari yang amat mengenyangkan bagi rakyat miskin yang tidak memiliki sebutir beraspun dalam genggaman mereka. Cukup untuk menghangatkan tubuh mereka dikala malam dengan lembaran – lembaran kertas yang terpampang wajah – wajah sumringah para penguasa negara yang pensiun dan berwisma di gedung KPK.
    Tentu saja ini bukanlah suatu hal yang dapat dibanggakan atau dijadikan suatu prestasi, sebuah pencapaian besar yang dapat disandingkan dengan para pemimpin bangsa kita pada masa awal kemerdekaan bangsa Indonesia.
    Oleh karena itu, kita sebagai kaum cendikian muda harus bisa menghapus pandangan itu dari mata – mata sayu rakyat kecil yang buta akan politik, tentang ketata – negaraan. kita harus menunjukkan siapa dan bagaimana seharusnya pemimpin bangsa itu.
    Caranya, sebisa mungkin kita harus tanamkan asas – asas kejujuran dan perasaan sama hati sama rasa. Janganlah kita mementingkan diri kita sendiri. Tanpa rakyat kecil, tidak akan ada seorang pemimpin. Kita adalah buih – buih dari gemuruh asa mereka. Kita sudah merasakan bagaimana rasanya dikhianati oleh pasukan berdasi diatas sana. Betapa geramnya kita saat mengetahui mereka memamerkan rompi baru berwarna oranye mereka. Bergaya, berlenggak – lenggok dalam pengawalan menuju hotel – hotel berjeruji besi untuk menetap disana. Jangan sampai orang lain mengutarakan perasaan yang sama kepada kita kelak ketika kita diberi amanah menjadi abdi mereka.