Activity

  • Safikka Dewi Lestari posted an update 6 years, 7 months ago

    RESENSI BUKU

    Judul buku : Sejarah gelap para raja dan ratu eropa dari tiran abad pertengahan hingga para penguasa kerajaan yang gila
    Penulis : Brenda Ralph Lewis
    Alih bahasa : A. Reni Eta Sitepoe
    Penerbit : PT Elex Media Komputindo
    Jumlah halaman : 251 halaman
    Tahun terbit : 2013
    Tempat terbit : Jakarta

    Dalam buku yang saya baca pada Bab 2 menceritakan kisah tentang Elizabeth Bathory. Elizabeth Bathory (1561-1614) merupakan anggota keluarga terkaya dan paling berpengaruh di Hungaria pada abad ke-16. Elizabeth lahir pada tahun 1561 dan merupakan keponakan Stephan Bathory, Raja Polandia. Para anggota dari keluarga yang sangat berkuasa ini menjadi penguasa di Polandia dan Transylvania sebagai panglima perang, pemimpin politik, pendeta, hakim, dan pemilik tanah yang luas. Elizabeth melakukan perkawinan dengan Count Ferenc Nadasdy pada tanggal 8 Mei 1575. Pasangan ini sama-sama memiliki sifat sadis. Nadasdy mendapatkan julukan “Pahlawan Hitam dari Hungaria” karena memiliki sifat pemarah yang ketika tersulut dapat membuatnya memukul dan mendera dengan membabi buta. Meskipun begitu, kekejaman Nadasdy kalah bila dibandingkan dengan kekejaman Elizabeth. Jenis kekejaman Elizabeth tidak mengenal batas. Oleh karena itu, Elizabeth dikenal dengan sebutan “Countess Berdarah”. Meskipun julukan itu terkesan menakutkan, akan tetapi sebenarnya mengecilkan sifat dan hebatnya kejahatan-kejahatan Elizabeth. Elizabeth juga menunjukkan gejala-gejala mencemaskan. Pada usia lima tahun, Elizabeth menderita gejala epileptik. Ia cenderung mengalami kejang-kejang yang mengakibatkan kemarahan-kemarahan yang penuh kekerasan dan tidak dapat dikendalikan. Ia juga menderita perubahan suasana hati yang berubah-ubah, suatu saat ia bersikap dingin dan menjauh, lalu pada waktu lain ia berubah meledak-ledak penuh amarah yang kejam. Ketidakstabilan Elizabeth akibat pola pengasuhannya. Sebagai akibatnya, Elizabeth tumbuh menjadi wanita yang sombong, angkuh, dan sibuk dengan kecantikannya sendiri. Ia juga terpengaruh dengan kebiasan-kebiasaan keji dan biadab dari era dan tempat tinggalnya. Elizabeth pernah menjahit mulut seorang gadis pelayan yang berbicara terlalu banyak. Gadis pelayan itu dipukuli sampai berdarah, lalu dilumuri dengan daun jelatang yang baunya menyengat. Salah satu penyiksaan yang disenangi oleh Elizabeth yaitu “menendang bintang”. Kertas yang berlembar-lembar dilumuri minyak lalu ditempelkan pada sela-sela jari kaki para gadis korban kemudian api dinyalakan pada kertas-kertas itu. Para gadis berlompatan, menendang-nendang untuk menyingkirkan kertas-kertas tersebut, tetapi kertas sudah dipastikan tetap menempel ditempatnya selagi terbakar. Kekuasaan kaum bangsawan pada abad ke-16 di Eropa sangatlah besar sehingga memungkinkan golongan ini untuk menakut-nakuti agar para saksi untuk tutup mulut dan mereka terlepas dari pihak berwenang dan deteksi hukum. Selama ini Keluarga Bathory yang mengetahui tindakan keji Elizabeth berusaha mencegah adanya pemeriksaan terhadap aktivitas-aktivitasnya dan melabeli setiap berita yang bocor sebagai gosip penduduk setempat atau takhayul yang bodoh. Akan tetapi taktik ini sudah tidak berguna. Elizabeth dan keempat kaki tangannya, Dorottya Szentes, Ilona Jo, Katarina Benicka, dan Janos Ujvary ditangkap. Elizabeth tidak pernah bersaksi di dalam sidang pengadilan, para kaki tangannya yang menanggung semua dakwaan dan menderita hukumannya. Elizabeth Bathory menerima hukuman yang sama, tetapi bukan dari sidang peradilan hukum melainkan dari keinginan keluarganya. Mereka bertekad bahwa Elizabeth tidak pernah bebas kembali, sehingga Elizabeth dikurung di kamar tidurnya di Kastil Cachtie. Elizabeth dikurung selama lebih dari tiga tahun sampai akhirnya pada tanggal 21 Agustus 1614 ia ditemukan meninggal dunia dengan wajah menelungkup. Ia meninggal dalam usia 54 tahun.