Activity

  • Sekar Ayu Ramadhany posted an update 6 years, 5 months ago

    RESENSI NOVEL FILMBUEHNE AM STEINPLATZ

    Identitas Buku FILMBUEHNE AM STEINPLATZ
    Judul Buku : FILMBUEHNE AM STEINPLATZ
    Pengarang : N. Marewo
    Tebal Buku : XXVI + 311 halaman
    Penerbit : Yogyakarta: Penerbit Jendela, 2003
    Tahun Terbit : 2003
    ISBN : 979-95978-158-2

    Filmbuehne am Steinplatz adalah salah satu novel karya N. Marewo yang diterbitkan oleh Penerbit Jendela pada tahun 2003. Novel ini bercerita tentang kehidupan Riski yang kecewa dengan sistem hukum di Indonesia. Kemudian ia pergi luar negeri.
    Buku ini menceritakan tentang seorang remaja bernama Riski yang berasal dari Yogyakarta dan berkulih di Jakarta. Ia terlibat dengan aparat kepolisian karena datang ke tempat yang salah. Pada saat itu, Riski hanya menoton orang bermain judi. Namun ia tetap ditangkap dan dibawa ke penjara. Jumlah yang tertangkap ada lima orang. Diantara kelima orang tersebut, ketiganya adalah seorang mahasiswa. Salah satunya adalah Riski. Kelimanya dipenjara dalam satu sel yang sama. Di hari berikutnya Riski di panggil pertama untuk melakukan pemeriksaan dan dia menceritakan semuanya. Namun yang dibebaskan lebih awal adalah kedua laki-laki tua yang sudah berkeluarga. Sedangkan mereka bertiga masih dipenjara selama berminggu-minggu. Riski yang tida bersalah malah divonis bersalah, sedangkan tokoh lain yang bersalah malah di bebaskan.
    Setelah di bebaskan mereka diminta untuk selalu datang untuk melapor. Namun hanya Riski yang selalu pergi melapor. Ia juga diminta bolak balik kesana kemari untuk mengurus berkas yang tidak kunjung selesai. Hal ini karena Riski tidak memiliki cukup uang untuk menyuap mereka. Ia marah dan kecewa pada hukum yang berlaku di negara ini yang penuh dengan kepalsuan dan kebohongan hanya demi uang. Dan bertindak semena-mena pada orang yang tidak memiliki kekuasaan.
    Mulai dari sinilah cerita Riski dimulai. Ia pergi ke berbagai negara dan meninggalkan Indonesia untuk melihat arah pandang yang berbeda dari negara-negara lain. Di sebuah negara, ia bertemu dengan seorang perempuan dan kemudian ia menikahi perempuan berkewarganegaraan Jerman. Ia adalah seorang pramugari. Mereka memutuskan untuk tinggal di Jerman. Riski bekerja di Filmbeuhne sebagai asisten juru masak. Namun karena suatu hal, ia dijadikan sebagai tukang cuci piring atau spĆ¼eler.
    Filmbeuhne adalah sebuah bioskop mini dengan restoran dan kafe lengkap milik seorang seniman kaya dan sutradara terkenal di Hamburg.tempat ini juga dikenal dengan Filmbeuhne am Steinplatz karena berdekatan denagn taman. Namun ditempat tersebut, Riski selalu dibedakan oleh orang-orang yang tidak menyukai orang berkulit coklat. Di tempat tersebut ia selalu dikuras kesabarannya oleh orang-orang yang tidak suka dengannya. Kehidupan di Jerman sangatlah keras. Orang-orang Jerman tidak suka dengan orang-orang pendatang. Terutama yang berkulit hitam atau coklat. Sehingga untuk mendapatkan pekerjaan sangatlah sulit.
    Setelah keluar dari pekerjaannya, ia menganggur. Ia kesana kemari keluar masuk restauran karena pekerjaan yang tidak sesuai dengan gaji yang diterima. Karena menganggur Riski dan istrinya terkadang suka bertengkar karena hal sepele. Saat sedang berjalan-jalan, Riski tidak membawa paspor. Sehingga saat ada pemeriksaan polisi, ia di tanggap atas tuduhan sebagai imigran gelap.
    Kelebihan dari buku ini adalah setiap cerita yang ditulis, dijelaskan secara mendetail. Semuanya dijabarkan secara rinci pada setiap peristiwa dan juga latar belakang tiap tokoh baru yang muncul maupun latar tempat cerita tersebut. Ceritanya juga menarik karena bercerita tentang kehidupan dan sistem politik yang ada di Indonesia dengan di Jerman. Banyak kata kiasan dan nasihat yang dapat di contoh. Terdapat pelajaran yang dapat dipetik dalam buku tersebut. Mengandung pesan moral dan sosial yang ditujukan untuk anak remaja dan juga penegak keadilan di Indonesia.
    Kekurangan pada buku ini terletak pada susunan kalimat yang kurang rapi. EYD yang digunakan masih salah. Kalimat ceritanya terkadang hanya ditulis setengah-setengah. Penulisan ceritanya terlalu banyak penjabaran yang tidak penting. Gaya penulisannya kadang terbalik-balik. Penjabaran tempat dan latar belakang orang terlalu banyak dan berbelit-belit. Mengandung cerita yang tidak sesuai untuk dibaca oleh anak-anak. Apabila menulis dialog berbahasa asing, sebaiknya dibagian paling bawah diberi arti dari kalimat tersebut. Sebab tidak semua orang bisa berbahasa asing terlebih Bahasa Jerman.
    Dari novel ini saya dapat mengambil beberapa pe;ajaran bahwa masih banyak kinerja layanan masyarakat yang kurang jujur dalam melakukan pekerjaan. Kurang adil pada semua orang. Dengan masih banyaknya orang seperti itu, negara ini tidak akan maju. Kehidupan manusia sudah ada yang mengtur. Namun bila mereka tidak mau memperbaiki diri, kehidupan mereka tidak akan berubah. Malah akan semakin sengsara.