Activity

  • marlinaldi rahman posted an update 6 years, 7 months ago

    Rabu, 2 Agustus 2017
    Hotel UNY Yogyakarta
    TRAINING CENTER TIMNAS U 19 DI STADION UNY
    Fisioterapi Olahraga Sepak Bola U 19

    Wawancara dengan Fisioterpi timnas U 19 Asep Azis (02/08)
    Fisioterapi adalah salah satu cabang pelayanan kesehatan yang erat kaitannya dengan penanganan kelainan fisik dengan mengoptimalkan gerakan dan fungsi. Secara khusus, fisioterapi melibatkan penilaian, penentuan jenis penyakit, pengobatan dan pencegahan berbagai penyakit dan cedera dengan menggunakan berbagai cara dan teknik fisik. Istilah fisoterapi sering dipakai bergantian dengan terapi fisik.
    Tujuan utama fisioterapi adalah untuk mengembalikan fungsi gerak tubuh. Untuk melakukan hal tersebut, ahli fisioterapi menggunakan berbagai metode, yang meliputi terapi manual, latihan fisik dan latihan. Dengan adanya bentuk pengobatan seperti ini; pendekatannya bersifat menyeluruh. Ahli fisioterapi melihat kondisi pemain secara menyeluruh, tidak hanya pada salah satu bagian tubuh saja. Disamping melakukan manajemen pada kecacatan tertentu, Ahli fisioterapi juga dapat memberikan saran untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraanpemain atau atlit olahraga secara umum. Misalnya, seseorang atlit yang mengalami nyeri punggung, disarankan untuk menurunkan berat badannya dan belajar inti latihan fisik untuk memperkuat otot perut dan punggung. Pemberdayaan dan keikutsertaan pasien sangat penting pada pengobatan ini dan membantu mendorong pasien/atlit menjadi mandiri. Imbuhnya
    Asep Azis SST, lahir di Ciamis jawa barat 9 april 1987 lulusan dari Universitas Indonusa Esa Unggul Jakarta dan sekarang dia menjabat sebagai fiisioterapi timnas garuda muda u 19, sekarang timnas u 19 mengambil TC di Yogykarta yaitu di Universitas Negeri Yogyakarta, yang bertepatan di Fakultas Ilmu Keolahragaan, dimana u 19 di bawah asuhan pelatih kepala yaitu Pak Indra Sjafri yang penuh pengalaman dan menjadi salah satu pelatih yang mampu membawa timnas u 19 tahun lalu ketika melakoni piala aff di sidoarjo, jatim.
    Kalo kita ngomong cedera sebenarnya, itu setiap tim atau olahraga pasti ada resiko cedera. Jika berbicara secara general dahulu imbuh coach asep. “Dalam sepak bola memang cedera itu sangat rentan cideranya yaitu di bagian bawah lower exercise, mugkin itu cedera pinggul, paha dalam, hamstring quadriceps, flekson, ankle, lutut, ligament itu banyak terjadi.
    Jika di U 19 sendiri sih Alhamdulillah belum ada yang sampe cedera lutut parah tandasnya. Kalo cedera lutut kan memerlukan penanganan intensif pemulihannya lumayan cukup lama, paling tidak cederanya yang screen ankle misal: ketika berlatih atau bertanding kita akui bahwa di Indonesia ini permukaan lapangan yang masih kurang baik, banyak yang salah tumpuan berhubungan dengan otot-ototnya seperti hamstringa bductor paha dalem itu yang paling banyak.
    Mengapa? Ya cedera itu bisa terjadi karena 2 hal yaitu karena traumatic dan overius.Traumatic mungkin itu terjadi persiapan sudah matang segala macam tetapi tetap ada namanya di dalam lapangan di tabrak lawan, berbenturan nah dan itu akhrnya bisa menyebabkan cedera. Tapi ada juga faktor overrius msialkan berhubugan dengan badan kita sendiri, pemanasan kurang/ warm up, kondisi badan lagi drop begadang akhirnya konsentrasi menurun, missal, kondisi latihan gak bagus, bisa karean sepatu terlalu kecil atau besar itu juga faktor penyebab terjadinya cedera dan yang paling sering di temukan berlatih tanpa memprhitungkan intensitas latihan, intensitas latihan dalam seminggu full dengan itu bisa jadi meskipun latihan itu bukan semakin banyak semakin bagus tetapi itu semua harus dalam program yang tepat.
    Terkait kapan boleh di terapi, massase di istirahatkan dan di gunakan kembali. Ya pada saat setelah cedera biasanya terjadi peradangan (inflamasi) kontra indikasi untuk dilakukan massase , jangan di lakukan massase, kanapa coach? Karena takut merusak jaringan yang luka sehingga akan menajdi lebih bengkak, harusnya pada setelah cedera yang di lakukan utama adalah polish (proteksi, optimal, loading high impression) bisa di compres dapat mengurangi bengkak, nyeri. Jika cedera itu semakin lama, maka akan timbul masalah-masalah lain seperti: kekakuan ototnya, jaringan parut itu bisa di bantu denngan masssase untuk meningkatkan sirkulasi di daerah sekitar cedera, bisa juga untuk melepaskan perlengketan yang terjadi.
    Tetapi jika berbicara General Sport massase itu akan membantu rileksasi bukan untuk membantu rehabilitasi penyembuhan. Jadi itu bisa di lakukan jika tujuannya untuk meningkatkan sirkulasi darah, melepaskan perlengketan nah itu bisa di bantu dengnan massase, tetapi itu di lakukan setelah masa inflamasi lewat mungkin bisa jarak waktu 1-2 minggu tergantung dari tingkat keparahan cederanya.
    Siapa saja yang sering mengalami cedera di U 19 kali ini, ya jika berbicara itu semua pemain sebelum masuk lapangan untuk latihan kita lakukan injury screening hal itu kita meminimalisir timbul cedera, melakukan tes “oh daerah sini yang sering terjadi cedera A-B atau C mereka semua kita awasi, jika berbicara siapa yang paling sering ya itu tergantung dari posisi pemain itu sendiri contoh: posisi winger itu rentan terhadap cedera hamstring, kecenderungan kita tidak bisa memastikan ini tidak akan kita tahu cuma faktor-faktornya saja.
    Penanganannya itu tergantung dari cedera itu sendiri missal cedera ringan kita bisa lakukan kompres es dsb. Jika cedera itu masuk dalam grade 2 (berat) yang kita bisa lakukan, sesuai pilihan masalahnya apa saja yang dia alami. Contoh: ada batasan dengan keterbatasan gerak yang kita bisa lakukan yaitu ya untuk meningkatkan gerakan, kelemahan dari otot (exercise therapy untuk meningkatkan kekuatan ototnya). Jika dari segi fisioterapi mungkin bisa di bantu dilakukannya pengguanaan beberapa modalitas seperti, elektro terapi, ultrason terapi, laser terapi tujuannya mengurangi gejala yang timbul misalkan ada nyeri kita turunkan menggunakan itu, kelemahan otot kita lakukan penguatan yaitu melatih keseimbangan lagi setelah itu jika semua komponen tersebut sudah lengkap kita kembalikan ke sport yaitu lebih banyak seperti endurance, strength, kecepatan, fleksibilitas dsb itu komponen tersebut sudah terpenuhi sebelum atlit kembali ke lapangan, jadi ada tahapnya tapi jika memang kita sudah melakukan pemeriksaan di tunjang mungkin dengan mla menemukan adannya putus jaringan memang harus di lakukan tindakan pembedahan atau operasi. Untuk apa Coach imbuhku? Ya untuk merekeonstruksi dibuat seperti awal lagi setelah itu lakukan proses pengembalian gerakannya.
    Kecenderungan harus ada persiapan, harus mengetahui karakter dari tubuh kamu sendiri setiap orang mempunyai komposisi tubuh berbeda-beda semisal ada pemain yang memiliki fleksibilitas kurang bagus dia harus tahu berapa batas optimalnya. Misal “Ada orang memilki riwayat cedera itu bisa dilakukannya rey injury, tapi semisal satu team mengalami cedera semua kita lihat dari mungkin program latihannya ada kesalahan atau tidak, program latihannya terlalu tinggi semisal jika statistik latihannya tidak terlalu banyak itu kembali cideranya hanya traumatik atau overius”. Tandasnya (Semoga sukses di u 19 bang Juara piala aff , terbangkan sayap garuda di kancah asia dan dunia nanti. Aamiin)