Activity

  • anik mariyani posted an update 8 years, 7 months ago

    “Mahasiswa Pembawa Estafet Budaya”
    Pada dasarnya, mahasiswa ialah mereka yang memiliki keyakinan dan tekad kuat dalam segala aspek kehidupan. Saat ada tangan yang menuntun mereka, saat ada mulut yang meneriakkan kobaran api ke dalam dada mereka, saat ada kaki pemimpin bijak yang mengajak melangkah kaki mereka, maka mereka pada hakikatnya mudah untuk melakukannya. Hanya perlu penanaman yang kuat dan membuat mereka yakin akan suatu kebenaran. Namun, memang saat ada tangan jahil yang menjerumuskan mereka kedalam timbunan sampah, meraka juga mudah terbawa arus. Apalagi tidak ada bimbingan dan arahan dari orang-orang terdekat mereka. Ini semua karena mahasiswa itu mudah dipengaruhi. Hatinya mudah bergejolak, mudah terbakar dan mudah terbawa arus. Memang sudah semestinya mahasiswa itu dalam tahap pencarian jati diri. Oleh karenanya, kita membutuhkan tangan pelopor dari mahasiswa untuk menggelorakan semangat dalam rangka membawa estafet budaya yang semestinya dilestarikan. Salah satunya dengan bersemanngat dalam berkarya.
    Berkarya, sama artinya dengan menghasilkan suatu ciptaan atau hasil. Dalam hal ini, budaya menjadi objek karya yang semestinya dilestarikan oleh tangan-tangan muda yang profesional. Budaya itu memiliki cakupan yang luas, tidak selalu budaya hanya membahas tentang seni tari, seni musik, seni rupa, bahasa maupun sastra. Namun pada dasarnya, akal budi, adat istiadat (kebiasaan yang terus menerus) merupakan bagian dari keluarga besar budaya kita. Ambil saja, contoh sederhana dilingkup kecil kita, budaya senyum simetris, salam semut, dan sahabat sejati yang diterapkan di kalangan mahasiswa UNY. Senyum simetris, menandakan budaya keramahan, senyum itu sebagai tanda menghormati sekaligus menyapa secara tidak langsung, baik bagi sesama mahasiswa yang mengenal maupun belum mengenal. Nah, ketika diantara keduanya sudah saling mengenal, maka merekapun saling salam semut. Apa artinya? Menirukan budaya keakraban semut yang saling berpelukan ketika bertemu dengan saudara sesama semut. Berpelukan sambil saling mendoakan menjadikan budaya keakraban sesama mahasiswa UNY semakin erat, begitu pula tali kekeluargaannya yang semakin kencang. Yang terakhir, budaya sahabat sejati. Adakalanya akan terasa indah saat sesama mahasiswa saling menyapa, saling erat kekeluargaannya sehingga mereka menjadi sahabat sejati yang seantiasa mengerti satu sama lain. Tentunya sahabat sejati ini semakin memperbanyak tali silturahim sesama manusia pada umumnya. Budaya 3S inilah yang semestinya ditanam benihnya, dipupuk kecambahnya, dan dipetik buahnya berupa karya budaya yang utuh membentuk adat istiadat (kebiasaan yang terus menerus) yang nantinya akan turun temurun diestafetkan melalui mahasiswa yang sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang berjiwa muda dan bersemangat menggelora. Kebiasaan baik inilah yang patut dilestarikan, suatu akal budi yang membentuk generasi cerdas bergaul, cerdas berpikir, humanis berdasar asas perikemanusiaan dengan saling toleransi, sehingga muncullah cendekiawan-cendekiawan muda yang professional, yang mengerti akan tatanan bersikap yang baik, dan berbudaya yang luhur.
    Mengapa mahasiswa??? Ini alasan mengapa mahasiswa sebagai pembawa estafet budaya:
    1. Sebagian besar mahasiswa bahkan hampir seluruhnya memiliki kemampuan intelektual yang lebih dibandingkan pemuda yang lain. Dengan kemampuanya tersebut, mereka akan berpikir “apa yang hendak ku wariskan kepada anak cucuku kelak?”. Budaya luhur menjadi salah satu warisan yang mudah diciptakan, lebih-lebih mereka adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi, seperti apa yang telah saya katakan, mereka punya kekuatan dan tekad yang kuat.
    2. Mahasiswa adalah generasi yang sebagian besar adalah pemuda-pemuda tangguh, yang sangat memungkinkan untuk menerima, membawa, dan mewariskan estafet budaya luhur yang menjadi karya yang luar biasa.

    Dua alasan terpenting inilah, yang akan memacu kita untuk terus menggelorakan semangat berkarya dalam budaya guna membentuk generasi cerdas, humanis, dan professional. Jika kamu adalah mahasiswa, maka tunjukkan aksimu dan bentangkan semangat menggelora dalam jiwa mudamu.

    “Mahasiswa Pembawa Estafet Budaya”
    Pada dasarnya, mahasiswa ialah mereka yang memiliki keyakinan dan tekad kuat dalam segala aspek kehidupan. Saat ada tangan yang menuntun mereka, saat ada mulut yang meneriakkan kobaran api ke dalam dada mereka, saat ada kaki pemimpin bijak yang mengajak melangkah kaki mereka, maka mereka pada hakikatnya mudah untuk melakukannya. Hanya perlu penanaman yang kuat dan membuat mereka yakin akan suatu kebenaran. Namun, memang saat ada tangan jahil yang menjerumuskan mereka kedalam timbunan sampah, meraka juga mudah terbawa arus. Apalagi tidak ada bimbingan dan arahan dari orang-orang terdekat mereka. Ini semua karena mahasiswa itu mudah dipengaruhi. Hatinya mudah bergejolak, mudah terbakar dan mudah terbawa arus. Memang sudah semestinya mahasiswa itu dalam tahap pencarian jati diri. Oleh karenanya, kita membutuhkan tangan pelopor dari mahasiswa untuk menggelorakan semangat dalam rangka membawa estafet budaya yang semestinya dilestarikan. Salah satunya dengan bersemanngat dalam berkarya.
    Berkarya, sama artinya dengan menghasilkan suatu ciptaan atau hasil. Dalam hal ini, budaya menjadi objek karya yang semestinya dilestarikan oleh tangan-tangan muda yang profesional. Budaya itu memiliki cakupan yang luas, tidak selalu budaya hanya membahas tentang seni tari, seni musik, seni rupa, bahasa maupun sastra. Namun pada dasarnya, akal budi, adat istiadat (kebiasaan yang terus menerus) merupakan bagian dari keluarga besar budaya kita. Ambil saja, contoh sederhana dilingkup kecil kita, budaya senyum simetris, salam semut, dan sahabat sejati yang diterapkan di kalangan mahasiswa UNY. Senyum simetris, menandakan budaya keramahan, senyum itu sebagai tanda menghormati sekaligus menyapa secara tidak langsung, baik bagi sesama mahasiswa yang mengenal maupun belum mengenal. Nah, ketika diantara keduanya sudah saling mengenal, maka merekapun saling salam semut. Apa artinya? Menirukan budaya keakraban semut yang saling berpelukan ketika bertemu dengan saudara sesama semut. Berpelukan sambil saling mendoakan menjadikan budaya keakraban sesama mahasiswa UNY semakin erat, begitu pula tali kekeluargaannya yang semakin kencang. Yang terakhir, budaya sahabat sejati. Adakalanya akan terasa indah saat sesama mahasiswa saling menyapa, saling erat kekeluargaannya sehingga mereka menjadi sahabat sejati yang seantiasa mengerti satu sama lain. Tentunya sahabat sejati ini semakin memperbanyak tali silturahim sesama manusia pada umumnya. Budaya 3S inilah yang semestinya ditanam benihnya, dipupuk kecambahnya, dan dipetik buahnya berupa karya budaya yang utuh membentuk adat istiadat (kebiasaan yang terus menerus) yang nantinya akan turun temurun diestafetkan melalui mahasiswa yang sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang berjiwa muda dan bersemangat menggelora. Kebiasaan baik inilah yang patut dilestarikan, suatu akal budi yang membentuk generasi cerdas bergaul, cerdas berpikir, humanis berdasar asas perikemanusiaan dengan saling toleransi, sehingga muncullah cendekiawan-cendekiawan muda yang professional, yang mengerti akan tatanan bersikap yang baik, dan berbudaya yang luhur.
    Mengapa mahasiswa??? Ini alasan mengapa mahasiswa sebagai pembawa estafet budaya:
    1. Sebagian besar mahasiswa bahkan hampir seluruhnya memiliki kemampuan intelektual yang lebih dibandingkan pemuda yang lain. Dengan kemampuanya tersebut, mereka akan berpikir “apa yang hendak ku wariskan kepada anak cucuku kelak?”. Budaya luhur menjadi salah satu warisan yang mudah diciptakan, lebih-lebih mereka adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi, seperti apa yang telah saya katakan, mereka punya kekuatan dan tekad yang kuat.
    2. Mahasiswa adalah generasi yang sebagian besar adalah pemuda-pemuda tangguh, yang sangat memungkinkan untuk menerima, membawa, dan mewariskan estafet budaya luhur yang menjadi karya yang luar biasa.

    Dua alasan terpenting inilah, yang akan memacu kita untuk terus menggelorakan semangat berkarya dalam budaya guna membentuk generasi cerdas, humanis, dan professional. Jika kamu adalah mahasiswa, maka tunjukkan aksimu dan bentangkan semangat menggelora dalam jiwa mudamu.