Activity

  • Dyah Ayu Ravina Putri Damayanti posted an update 6 years, 5 months ago

    Resensi Buku
    oleh: Dyah Ayu Ravina Putri Damayanti, NIM 17105241029
    Idenifkasi buku:
    Judul buku : INTERAKSI DAN MOTIVASI BELAJAR MENGAJAR
    Penulis : SARDIMAN A.M
    Penertbit : PT RAJAGRAFINDO PERSADA
    Tahun cetak : 2011
    Edisi : ke 20

    Simpulan:
    Tujuan pendidikan dan pengajaran adalah suatu hasil yang diharapkan atau diinginkan dari subjek belajar, sehingga memberi arah, kemana kegiatan belajar mengajar itu harusdibawa dan dilaksanakan. Rumusan tujuan senantiasa merupakan suatu alat yang sangat bermafaat dalam perencanaan, implementasi dan penilaian suatu program belajar mengajar. Dalam tujuan pendidikan dan pengajaran dikenal adanya tujuan akhir dan tujuan intermendier. Tujuan akhir bersifat filosofis dan politis. Tujuan intermedier relatif bersifat operasional, karena akan menunjukkan langkah-langkah yang dapat dikerjakan melalui suatu proses. tujuan pengajaran merupakan hasil belajar peserta didik setelah melakukan proses belajar di bawah bimbingan guru dalam kondisi yang kondusif. Perumusan tujuan harus berorientasi pada tingkah sesuatu. Ini harus dipahami sebgai besar motivasi, baik oleh guru maupun peserta didik.
    Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Bahkan motif dapat diartikan sebagai kondisi intern(siapsiagaan). Maka, motivasi diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar. Peserta didik yang mempunyai motivasi yang kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar akan optimal kalu ada motivasi yang tepat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan nya sendiri. Beberapa teori yang berdayut dengan soal kebutuhan yaitu:
    a. Kebutuhan fisiologis, spt lapar, haus, istirahat dll
    b. Kebutuhan akan keamanan (security) , yakni rasa aman, bebas dari rasa takut dan kecemasan.
    c. Kebutuhan akan cinta dan kasih, : kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan.
    d. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan sosial, pembentukan pribadi.

    Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Ada tiga fungsi motivasi :
    1. Mendorong manusia untuk berbuat.
    2. Menetukan arah perbuatan.
    3. Menyeleksi perbuatan.
    Motivasi itu sangat bervariasi, motivasi dilihat dari dasar pembentukannya :
    – Motif-motif bawaan = motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu tanpa dipelajari.
    – Motif-motif yang dipelajari = motif yang timbul kaeran dipelajari.
    – Motivasi jasmaniah dan rohaniah = motivasi jasmaniah seperti misalnya refleks, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yan dimaksud motivasi rohaniah adalah kemauan.
    Di berbagai sekolah menumbuhkan motivasi dalam kegiatn belajar di sekolah dengan berbagai cara seperti, memberi angka, hadiah, kompetisi, ego-involment, memberi ulangan, pujian, dan lain lain. Jelas bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didik aktif berbuat. Tanpa aktivitas tidak ada pembelajaran.

    Menurut Paul.B Diedrich macam kegiatan peserta didik dapat digolonkan :
    1. Visual activities, misalnya membaca, memperhatikan gambar demontrasion, percobaan.
    2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan,bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
    3. Listening activities, seperti mendengarkan : uraian, diskusi, musik, pidato.
    4. Writing activities, seperti menulis cerita karangan, laporan, angket, menyalin.
    5. Drawing activities, seperti membuat grafik, peta
    6. Motor activities , seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model meresapi, berkebun, bermain
    7. Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, menganalisis, mengambil keputusan.
    8. Emotional activities, seperti minat, rasa bosan, gembira, berani, gugup, bersemanagat.
    Jika beberapa kegiatan tersebut dapat dciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah akan dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas.

    Hakikat anak didik sebagai manusia, manusia adalah masalah kunci soal utama dalam kegiatan pendidikan. Hal yang mengenai hakikat manusia :
    1. Pandangan Psikoanalitik = manusia digerakkan oleh dorongan dorongan dalam dirinya yang bersifat instingtif. Tingkah laku individu di bentuk dan dikontrol oleh psikologis diri individu. Menurut Brend mengemukakan struktur individu seseorang itu terdiri dari tiga komponen yakni : id, ego dan super ego.
    2. Pandangan humanistik = berpendapat bahwa manusia memiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya ke tujuan positif. Manusia selalu berkembang dan berubah untuk menjadi pribadi yang lebih sempurna.
    3. Pandangan Martin Buber = manusia merupakan keberadaan yang berpotensi, namun dihadapkan pada kesemestaan alam, sehingga manusia itu terbatas. Keterbatasan itu bukan keterbatasan esensial melainkan keterbatasan faktual.
    4. Pandangan behavioristik = manusia adlah sepenuhnya makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontril oleh faktor-faktor yang datang dari luar. Dengan demikian kepribadian individu dapat dikembalikan kepada hubungan anatara individu dengan lingkungannya. Hubungan ini diatur oleh hukum-hukum belajar, misalnya adanya teori pembiasaan dan peniruan.
    Anak didik sebagai subjek belajar, jadi dalam proses belajar mengajar yang diperhatikan pertama kali adalah siswa ( anak berkonotasi dengan tujuan, karena anak didiklah yang memiliki tujuan) , bagaimana keadaan dan kemampuan , baru setelah itu menentukan komponen-komponen lainnya.
    Kebutuhan siswa, dalam proses belajar dan mengajar kebutuhan siswa juga beragam seperti kebutuhan jasmaniah, kebutuhan sosial, kebutuhan intelektual. Dengan mengenal kebutuhan dan kesanggupan anak didik itu dapatlah dihindarkan dari kegagalan-kegagalan dan kegiatan belajar mengajar.
    Karakteristik siswa adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya. Kalau demnikian apakah lebih tepat bilamana siswa sendiri yang menetapkan tujuan belajarnya, sehingga proses belajar-mengajar akan berjalan secara efektif. Inilah yang perlu direnungkan. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan mengenai karakteristik siswa:
    1. Karakteristik yang berkenaan dengan kemampuan awal atau prerequisite skills, seperti kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, mengucapkan hala hal yang berkaitan aspek psikomotor.
    2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial.
    3. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian.
    Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Persyaratan seseorang yang wajib dipenuhi menjadi guru yaitu persyaratan adminitratif, persyaratan teknis, persyaratan psikis, dan persyaratan fisik. Guru yang lebih komprehensif akan memiliki tiga tingkatan kualifikasi prefosional yakni capability, inovator, dan developer. Guru dikatakan semata-mata sebagai “pengajar” yang melakukan transfer of knowledge tetapi juga sekaligus sebagai “pendidik” yang melakukan transfer of values dan sekaligus “pembimbing”
    Untuk melaksankan tugas operasinalnya, guru memiliki peranan sebagai informator, organisator, motivator, fasilitator, mediator, konselor, evaluator. Dalam melaksankan tugas tersebut guru memiliki kode etik yang merupakan pedoman tingkah laku guru. Kode etik guru terdiri dari 9 item prinsip yang membantu kesuksesan pekerjaan guru demi kepentingan anak didik.
    Sepuluh kompetisi guru yang menjadi modal guru untuk melaksankan pengolahan interaksi belajar mengajar : menguasai bahan, mengelola program, mengelola kelas, menggunakan media, menguasai landasan kependidikan, mengeola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi siswa, mengenal fungsi dan program leayanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelanggarakan administrasi sekolah,memahami prinsip dan penelitian pendidikan keperluan pengajaran.
    Kemudian operasionalisnya dalam melakukan interaksi belajar-mengajar guru harus memhami dan dapat melaksanakan item item keterampilan mengajar. Untuk itu perlu mengadakn micriteaching sebagai program latihan mengelola interaksi bealajar mengajar.

    Dengan penjelasan yang telah disampaikan diatas, dapat dikatakan buku ini sangat recommended untuk digunakan oleh mahasiswa pendidikan. Apabila untuk mencari tambahan-tambahan informasi lain tentang materi belajar dan pembelajar atau tentang materi teknologi pendidikan, mahasiswa dapat mengunjungi web perpustakaan UNY, yakni http://library.uny.ac.id . Salam Pendidikan!