-
Fitri Andriyani posted an update 4 years, 3 months ago
ASMARANDANA
1.Nuhoni janji ing nguni
Sarampunge ing panedhak
Ing serat kajawekake
Ing Solo lan ing Tembayad
Wonten turunanira
Mrih ing tembe turunipun
Saged magertos sejarah.
2.Wiwitaning kang agami
Islam aneng Nusantara
Ing jawi gantya gamane
Ratu Islam kang kapisan
Bintara Demak Praja
Anyebarken agama gung
Saking Jeng Nabi Makamad.
3.Sampun keparenging Widi
Pra kawula suyud samya
Ganti tata agamane
Limang wektu laku nembah
Mring Gusti Rasulalah
Sarengat Islam satuhu
Linakonan kathi iklas.
4.Keh pra wai kang linuwih
Ababar agama islam
Gambuh gusti-kawulane
Sabda wali gusti nira
Anemahi sanyata
Saking gaib kang satuhu
Ana tan kena sinelak.
5.Wulangan agama suci
Manungsa kang mantepana
Mertobat marang urip
Madhep-mantep mring pangeran
Sesembahan sanyata
Ya guru satuhunipun
Kang mulang muruk pepadhang.
6.Eling den eling seejatine
Piwulang becik den rasa
Linakon sarwi iklas
Iku satuhub pepadhang
Urip raga sadarma
Kamulyan sinedya terus
Run-temurun nemu mulya.
7.Sasi Sura Rebo Legi
Kawiwitan nedhak serat
Wit sesanggeman unine
Mrih utama tinemahan
Angsal apura mulya
Sokur kenging kangge tutur
Nak-putu kang budi wulang.
8.Januwari wulan iki
Taun siji sanga uga
Pitu-pitu panulise
Kanthi eklas kang sanyata
Tan pamrih den anggepa
Iku wajibing sadulur
Katresnan kang wus kawedhar.
9.Kadang kang kula tresnani
Mugi awet saduluran
Dadya kakuwatan tembene
Sokur dados patuladhan
Nak-putu kang tetanya
Menggah lenggahing sadulur
Kang tinemu padha tuwa.
10.Semanten atur udani
Menggah ing raos kawula
Anedhak serat asline
Ingkang sampun kasalinan
Tulis jawi dhi Purwa
Saking asli Arabipun
Kang kapundhi adhi Gena.Terjemahannya :
1.Memenuhi akan janji terdahulu, terkandung maksud setelah selesai, mengalih aksarakana Serat Babad Tembayad, yang aslinya dalam aksara Arab, di salin ke aksara Jawa, dengan suatu pengharapan, untuk mewujudkan turunan babad tersebut, sehingga di Solo maupun Tembayad, kedua-duanya memilikinya, agar anak keturunan dikemudian hari, tidak akan kehilangan jejak, untuk memahami sejarah Tembayad tadi.
2.Suatu sejarah yang menceritakan, awal perkembangan Agama Islam di Nusantara Jawa, suatu sejarah yang menandai pula, bahwasanya di tanah Jawa agama berganti, ditandai dengan berdirinya Praja Bintara di Demak, dikukuhkannya raja Islam yang pertama-tama, dari demaklah agama islam diserbarluaskan, ke Nusantara Jawa, agama yang berasal dari kanjeng Nabi Muhammad.
3.Suatu kepastian dari Hyang Widi, adanya pergantian agama di bumi Jawa, demikian para kawula semuannya menerima, Islam menjadi agama dalam kehidupan mereka, lima waktu dijadikan dasar melakukan panembah, menyembah kepada Gusti Rasulullah, ikhlas lahir dan batin, semua kawula menjalankan sarengat agama dengan setulus-tulusnya.
4.Banyak para wali yang bijaksana, menyebarluaskan dan berdakwah perihal agama islam, tidaklah mustahil antara kawula dan Gusti, terjalin suatu hubungan yang akrab, bahwasanya sebda dari wali, takubahnya juga sabda Gusti, semuanya ternyata benar dan nyata, tak ada satu orangpun yang akan membantahnya, sebab kesemuaanya adalah gaib, atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
5.Bahwasanya yang menjadi sendi, dalam wulangan agama suci, hendklah manusia bertaubat, bahwasanya manusia diwajibkan, untuk selalu memuja kepada Tuhan Yang Maha esa, tak ada lain yang disembah, dialah guru sejati, Dia pula yang selalu memberikan penerangan dalam kegelapan, dan Dia pula yang mencerdaskan kalian semua.
6.Ingat dan teguhkan iman kalian, hayatilah akan hakekat piwulang-pieulang yang utama, laksanakan petunjuk-petunjuk dengan ikhlas, sebab itulah sebenarnya yang disebut penerangan sejati, bukankah hakekat kehidupan didunia ini, untuk mencapai apa yang dinamakan kemuliaan, kemulian didunia maupun akhir, dengan suatu pengharapan, semoga keturunan kita semua bahagia dan mulia.
7.Awal dari penulisan naskah ini, saya mulai pada hari Rabu Legi, bulan Januari tahun 1977 Masehi, itupun merupakan hajat kami, memenuhi apa yang telah kujanjikan, semoga kita semua mendapatkan ampunan, didekatkan pada kemuliaan, syukurlah serat babat Tembayad, dapat dimanfaatkan para anak cucu dikemudian hari, bukankah didalamnya banyak tersirat piwulang-piwulang yang luhur.
8.Dengan segala keikhlasan lahir dan batin, tak ada maksud-maksud lain, apalagi menginginkan pujian dan sanjungan, jauh dari cita-cita kami, sekedar memenuhi kewajiaban, hidup rukun dengan sesamanya, sebagai cetusan rasa kasih dan sayang.
9.Pengharapanku tiada lain, semoga saudara-saudaraku yang sangat saya cintai, semoga kita langgeng dan rukun dalam persaudaraan, bukankah kerukunan menjadikan manusia sentosa, syukurlah apa yang kita rintis ini akan jadi tauladan, khususnya pada anak-anak dan cucu-cucu kia dikemudian hari, jika mereka menanyakan sanak dan keluarganya, akan tahu mana yang tua dan yanng muda.
10.Itulah apa yang sebenarnya terpetik didalam lubuk hatiku, menyalin serat Babad Tembayad dari aksara Arab, kedalam aksara Jawa, naskah asli dalam aksara Arab, tersimpan di tangan adinda Gena, sedangakan saya bernama Purwa, yang mengalihaksarakanya kedalam aksara Jawa.